Ujung Genteng is an untouched beauty … shockingly gorgeus !!!
Review tentang Ujung Genteng sudah bertebaran begitu banyaknya di internet, tentang kecantikan dan kemolekannya, dll… telah menjadi target journey the Hilmi's dari zaman rikiplik … bahkan semula akan jadi salah satu singgahan dalam salah satu episode jelajah pesisir pantai Jawa Barat *halahhadeuhtepokjidatberkali-kali. Tapi…. Waktu untuk pergi itu tidak kunjung tiba, bukan hanya karena presiden dan menteri keuangan-nya susah cuti, tapi juga karena bayangan perjalanan 6-8 jam Jakarta-Ujung Genteng, belum lagi laporan mengenai rusaknya jalan menuju kesana…. Plusss ada sedikit doubt akan promo berlebih-lebihan, misalnya saja Batu Karas, saya tidak menemukan sesuatu yang attractively different from any other beach places kecuali para surfers-nya itu dan makanan penduduk di sekitar yang murah dan enak di sekitarnya…but..that's it. Ditambah waktu kita kesana Desember bertepatan dengan perayaan Natal tahun 2009 hujan ngerecek hingga perjalanan menuju Gren Canyontak lagi dihiasi hijau melainkan coklat view ;-)
PERSIAPAN
Anyway, cut the crap ya… kita lihat di November ini ada warna merah, terlebih lagi kita hitung-hitung Abang udah balik dari Aussie, soooo jadilah kita pergi tanggal 15-17 Nov 2012, kita udah booking jauh hari …almost sebulan sebelumnya bahkan, udah inpait-inpait Yaziders…pada maju mundur, sekalinya dah fix, last minute, gak ada lagi penginapan yang bisa di reserve sampe 2 malem, full, ya sudah…we shall go lahhh….
Udah rencanaan pergi jam 15 dini hari biar subuh bisa di jalan aja sekitar Ciawi lah paling enggak, semua barang udah di pack dan dimasukkan ke dalam mobil pas malemnya, perjalanan kali ini istimewa karena the brand new Hilmi's Junior ikut bergabung, hingga akhirnya kita pun melibatkan para asisten untuk turut serta, secara ngurus 4 laki-laki itu …. Tidak mudah saudara-saudara…
THE DAY
Dari yang semula dijadwalkan jam 2 hari, maka kami bangun jam 4.30 hihihi….. itupun sang presiden dibangunkan oleh menteri keuangannya…. (tumben …) dan pertanyaan pertama yang terlontar dari mulut sang Bapak adalah "kita jadi pergi nggak nih?" (dalam nada galaw setengah ngelindur)….. "ya jadi dooooonggggg!" (sambil geram dan menarik selimut … ) usut punya usut, nada galaw itu muncul dengan bayangan macet sepanjang ciawi sampai cibadak yang bisa makan berjam-jam …entah kenapa jalur Jakarta-Sukabumi merupakan jalur traumatic buat kami ….
Yup yup … bermodalkan shalat subuh dan tanpa mandi, berloncatan-lah kami ke dalam si abu yang setia…
Makan pagi dilakukan di sepanjang perjalanan, untung bangun kesiangan jadinya kita masih sempet bekal nasi uduk buat sarapan….
Menurut embah map, jarak antara rumah kami menuju Amanda Ratu 173 km yang dapat ditempuh dalam waktu 7 jam 37 menit dengan memperhitungkan faktor-faktor kemanusiaan, kemacetan dan human nature lainnya waktu tempuh bisa molor 8-9 jam, jadi karena start jam 5.30 berarti sampai Ujung Genteng sekitar jam 2-3.
SALAH JALAN MEMBAWA BERKAH
Bismillah…ternyata jalan tol jagorawi pagi itu masih bersahabat (karena beberapa jam setelahnya, sewaktu kita intip tweeter, buka tutup dimulai). Dan…alhamdulillah 3 jam reaching ujung Cibadak, kita nggak lewat kota tapi menuju jalan citatih dan lalu memilih jalur pelabuhan ratu, nantinya rute kita ke Jampang Kulon dan Surade, bukan ke Jampang Tengah dan Lengkong…. Jadinya terus sampe titik dimana kalau lurus ke Pelabuhan Ratu kalau belok kiri ke Ujug Genteng.
Ndilalah, gps-na ketutup awan, mbah map raib yang ada hanya noktah biru sehingga kita tergantung pada signage di DLLAJ yang tak seinformatif dan tak selengkap untuk daerah pariwisata semacam Ujung Genteng .. mana kita justeru nge-jam di jalan menuju pelabuhan ratu itu cukup lama lagi …. Dengan bekal tanya sana sini, alhamdulillah sampe juga di lokasi pertama kita.
Dan surprisingly…lama perjalanan yang kami tempuh "hanya" 6 jam tiba pukul 11.30 di lokasi penginapan kita …alhamdulillah… jalan relatif mulus, very hardly to find any hole atau rocking road, hanya karena jalan berkelok-kelok, si Abang scoring, one of the asisten juga scoring, seakan mendukung aksi mbak dan Abang …. Eehhh adek Farrih, our special guest star ikutan Scoring juga berkali kali malah….
Amanda Ratu, abandoned treasure
Waktu masuk ke perbatasan melewati Sungai Cibalengbeng (kalo lihat di peta), ada signage berbunyi Ujung Genteng 15km lagi…haduuh ? lemessss…. Eh baru 2 menit kita melaju ada papan kecil tak terawat berjudul vila tempat kita akan tinggal itu…eaaaaaa…..ternyata memang villa kita memang ada di awal perjalanan sebelum lokasi pantai Ujung Genteng.
Amanda Ratu ada di tengah perkebunan kelapa milik perusahaan pemegang HPH, pada saat ini, tengah ada konflik di perusahaan pemegang HPH sehingga Amanda Ratu terkena dampaknya, hotel ini tetap berjalan meski dalam kondisi perawatan yang minim karena kini pengelolaan diserahkan kepada karyawan hotel. Kita pakaiVilla Marlin, yang memiliki 2 kamar tidur dengan bathroom di masing-masing kamar, dan dilengkapi satu ruangan berfungsi sebagai Ruang Tamu, Ruang Makan dan dapur. Not bad, sayang perlengkapan dapurnya tidak terlalu lengkap, tapi buat masak minimal sih not bad ya, terlebih keberadaaan dapur ini cukup esensial karena tempat makan agak jauh, ada yang bisa delivery tapi malam-malam enggan antar.Ada swimming pool yang cukup besar, dan ada bekas lapangan tenis yang tidak terpakai lagi, ada juga sih ruang karaoke (nggak yakin masih berjalan atau tidak), meskipun seperti ini…okupansi hotel ini lumayan lho… untuk liburan ini mereka fully book.
Oya view di sekitar hotel sangat luar biasa, di dekatnya ada muara dengan sungai berdasar hijau, seperti di Grand Canyon Ciamis, Cuma lebih lebar … muara ini membentuk delta menjulang bak tanah lot, tepatnya mini tanah lot… julukan ini memang populer disitu…. Ombak-nya besar khas ombak Pantai Selatan, di sekelilingnya karang, jadi nggak bisa dipakai untuk main di pinggir pantai, tapi tetep…view-nya spektakuler !!!
